1. Naikkah Rasan
2. Mutuskah Rasan
3. Nikah
4. Merbie
5. Nyulow
6. Nampunkah Kule
7. Bunting Tandang
8. Ngantat Bunting Balik/Bekhulang
9. Nguni,Nulung Njawat
10. Nulung Ngetam
11. Tandang,Udim Ngetam
12.Balik dari Tandang Udim Ngetam
Penjelasan poin demi poin sebagai berikut;
2. Mutuskah Rasan
3. Pernikahan
4. Merbie
5. Nyulow
6. Nampunkah Kule
7. Bunting Tandang
8. Ngantat Bunting Balik/Behulang
2. Mutuskah Rasan
3. Nikah
4. Merbie
5. Nyulow
6. Nampunkah Kule
7. Bunting Tandang
8. Ngantat Bunting Balik/Bekhulang
9. Nguni,Nulung Njawat
10. Nulung Ngetam
11. Tandang,Udim Ngetam
12.Balik dari Tandang Udim Ngetam
Penjelasan poin demi poin sebagai berikut;
1. Naikkah Rasan
Dua orang utusan dari pihak laki-laki datang
kerumah pihak perempuan sambil membawa SIGUH yang telah lengkap dengan
isinya terdiri dari sihih,gambie, pinang,kapuw sihih, & mbaku,rokok.
Setelah sampai di rumah pihak perempuan maka SIGUH tersebut diletakkan
sambil berbicara dengan kata2 kiasan, isi pembicaraan ingin meminang
anak gadis dirumah itu,kemudian di sambut oleh pihak perempuan,sambil
mengambil SIGUH lalu mengambil sirih lalu dimakan,
kalau sudah di ambil tandanye pinangan pihak laki-laki diterima. Selanjutnya pembicaraan diteruskan untuk memutuskan tanggal,bulan,tahun untuk memutuskah Rasan tersebut.
kalau sudah di ambil tandanye pinangan pihak laki-laki diterima. Selanjutnya pembicaraan diteruskan untuk memutuskan tanggal,bulan,tahun untuk memutuskah Rasan tersebut.
2. Mutuskah Rasan
Mutuskah rasan adalah menjadikan Rasan,setelah sampai waktu yang
dijanjikan untuk mutuskan rasan maka pihak perempuan NJUADAH, nyembelih
ayam untuk menyambut kedatangan pihak laki-laki. Pihak laki-laki datang
kerumah pihak perempuan sambil membawa SIGUH dan isinya serta membawa
tande rasan ade (jadi), misalnya kain bumpak atau kain songket,kemudian
di berikan kepada pihak perempuan. Dalam acara ini ditentukan waktu dan
tempat pernikahan akan dilangsungkan termasuk juga acara bagu’an bimbang
rami (resepsi) dilaksanakan selama tujuh hari tujuh malam.
Dalam acara pernikahan calon mepelai lai-laki yang di temani oleh
teman-temannya bujang,diiringi oleh utusan keluarganya pergi kerumah
pihak perempuan,dirumah perempuan tersebut telah berkumpul semua jurai
antara lain Payung Jurai, Jenang Jurai, Meraje, anak belai serta kaum
perwatin, Khatib, Penghulu. Selanjutnya petugas menikahkan kedua
pengantin tersebut sesuai aturan Agama, Adat yang berlaku.
4. Merbie
Pihak mepelai laki-laki membawa seekor kerbau atau sapi atau
kambing/domba sesuai kesepakatan dan kemampuan kerumah pihak perempuan.
Kegunaan nya untuk gulai/sayur pada hari nampunkah kule
(bagua’an/sedekah).
5. Nyulow
Setelah diterime Perbie tersebut oleh pihak perempuan, maka pihak
perempuan memberi satu tanpang (Loyang) Juadah, sepehiuk nasi dan
gulai,lalu di antar kerumah pihak laki-laki. Setelah diterima Penyulow
tersebut pihak bugae memanggil Payung Jurai, Jenang Jurai, Meraje untuk
makan bersama penyulow yang diantar pihak perempuan tadi.
6. Nampunkah Kule
Nampunkah kule ini semua keluarge dari pihak Ibu dan Ayah mepelai
laki-laki berkumpul di Rumah Tunggutubang mepelai tersebut, kemudian
Meraje dari Ibu dan Meraje dari Ayah mengumpulkan seluruh anak buahnya
untuk mendatangi rumah pihak perempuan,untuk makan ber sama-sama di
rumah pihak mempelai perempuan, di rumah pihak perempuan itu telah siap
untuk menerima Kule dari pihak laki-laki dan pada waktu itulah
mengadakan perubahan TUTUAN, (Panggilan).
Misalnya Ayah dan Ibu mepelai laki-laki memanggil Ayah dan Ibu
mepelai perempuan Adik, Ayah dan Ibu mepelai perempuan memanggil kepada
Ayah dan Ibu mepelai laki-laki Kakak. Maka selanjutnya kalau tutuan
mepelai laki memanggil Mamak, Uwak Ibung, sebaliknya mepelai perempuan
memanggil dengan sebutannya warang tetapi, kalau mepelai laki-laki
perempuan memanggil Bapang Tue, Bapang Kecik atau Endung Tue, Endung
Kecik, pengantin tersebut memanggil Beliau Banyak Bugae untuk panggilan
Ayah mertua, dan untuk panggilan Ibu mertua di panggil Beliu Banyak
Betine. Setelah pengatin tadi mempunyai keturunan maka panggilan tadi
berubah, pengantin laki-laki memanggil kepada mertua laki-laki menjadi
Kiyai. Sedangkan kepada mertua perempuan panggilan menjadi Niyai. Bagi
pengantin perempuan memanggil mertua laki-laki Pengiran, dan kepada
Mertua perempuan di panggil Tuan. tutuan ini harus di pakai dengan penuh
rasa tanggung jawab, guna untuk menjaga tutur kata maupun perbuatan
dalam kehidupan sehari-hari agar tercipta keharmunisan dalam
keluarga,istila dalam adat semende dikenal 3 BE
(Beresie,Besendi,Besundi) untuk uraian lengkap tentang 3 BE secara
lengkap akan di jelaskan dalam bagian berikutnya.
7. Bunting Tandang
Setelah selesai nampunkah Kule maka mepelai perempuan diantar kerumah
mempelai laki-laki yang ditemani oleh afit jurainya dengan diiringi
afit jurai, itu sambil membawa Ambinan, yang berisi; Bakul, Nihu, Tuku
dan lain sebagainya, disertai dengan Juadah delapan talam dan Nasi
beserta gulainya, pakaian lainnya untuk diserahkan kepada pihak
laki-laki.
Setelah semuanya selesai mengenal satu sama lainnya maka mepelai
perempuan dan mepelai laki-laki yang dipimpin oleh Meraje,sambil membawa
perabot rumah tangga secara lengkap atau menurut kemampuannya. Pada
waktu itulah Meraje dari pihak laki-laki menyerahkan mepelai laki-laki
dan mepelai perempuan kepada pihak mepelai perempuan.
9. Nguni/Nulung Njawat
Bersambung…