Ramah, rajin, tekun, dan sederhana demikian kesan yang akan kita dapat ketika bertemu perempuan kelahiran Jakarta, 15 Oktober 1955 ini। Keutamaan itulah yang membuat Ibu Diao Ai Lien atau Ibu Ai Lien (demikiaan beliau biasa disapa) lewat tulisannya berjudul “Transformasi Perpustakaan Perguruan Tinggi: Customer-Focused” semakin mengantarkannya mendapat penghargaan sebagai juara 1 Pustakawan Tingkat Nasional 2010 dari Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia (sekarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)।
Awalnya, alumna Fakultas Hukum Unika Atma Jaya ini tidak menyangka akan berprofesi menjadi pustakawan. Pada tahun 1984, usai mengambil gelar Master Ilmu Sosial bidang Sosiologi dari De La Salle University, Filipina, Ibu Ai Lien yang ketika itu bekerja sebagai peneliti di Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat (PKPM) Unika Atma Jaya diminta membantu mengolah koleksi Perpustakaan PKPM. Beliau pun semakin tertarik belajar ilmu perpustakaan hingga pada tahun 1988 mengambil program master perpustakaan di University Sheffield, United Kingdom, dan lulus pada tahun 1989. Kemudian, pada tahun 1990, ia belajar S3 ke Loughborough University of Technology, United Kingdom dan meraih gelar Doktor bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada tahun 1995.
Pulang ke Indonesia, Ibu Ai Lien ditunjuk menjadi Koordinator Perpustakaan Unika Atma Jaya tahun 1999 dan Koordinator Jaringan Perpustakaan APTIK (Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik) tahun 2003 sampai sekarang. Tekadnya hampir tidak pernah surut dalam mengembangkan Unika Atma Jaya, secara khusus di bagian perpusatakaan.
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, Selasa (3/1) pukul 13.30 WIB, pemegang jantung universitas ini, meminjam analogi Presiden Harvard University, Charles William Eliot, mengalami pendarahan otak secara tiba-tiba. Para karyawannya yang menyadari hal tersebut, langsung melarikan beliau ke UGD Rumah Sakit Jakarta (RSJ) dengan menggunakan taksi.
Setelah satu setengah jam berada di UGD, Ibu Ai Lien menjalani CT-Scan. Pada saat CT-Scan, Ibu Ai Lien muntah-muntah karena pendarahan yang semakin banyak dari 35 cc menjadi 90 cc.
Melihat kondisi seperti itu beliau dipindahkan ke IGD Rumah Sakit MRCCC Siloam pada pulul 23:00 WIB karena dokter ahli bedah otak yang berpengalaman berpraktek di rumah sakit yang resmi beroperasi pada 2011 silam tersebut.
Keesokan harinya, Rabu (4/1), pkl। 01:00-05:00 WIB, Ibu Ai Lien menjalani operasi besar karena pendarahan sudah mencapai 90 cc dan otak sudah bergeser lebih dari 3 mm। Setelah operasi, beliau istirahat di ICU selama 2 hari. Kemudian, beliau dipindahkan ke kamar perawatan. Namun, baru 1 hari berada di ruang tersebut, Ibu Ai Lien dipindahkan lagi ke ICU selama 2 hari karena demam dan tekanan darah tingginya kembali naik. Dokter khawatir jika terjadi infeksi bakteri di kepalanya pada saat itu.
Pulang ke Indonesia, Ibu Ai Lien ditunjuk menjadi Koordinator Perpustakaan Unika Atma Jaya tahun 1999 dan Koordinator Jaringan Perpustakaan APTIK (Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik) tahun 2003 sampai sekarang. Tekadnya hampir tidak pernah surut dalam mengembangkan Unika Atma Jaya, secara khusus di bagian perpusatakaan.
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, Selasa (3/1) pukul 13.30 WIB, pemegang jantung universitas ini, meminjam analogi Presiden Harvard University, Charles William Eliot, mengalami pendarahan otak secara tiba-tiba. Para karyawannya yang menyadari hal tersebut, langsung melarikan beliau ke UGD Rumah Sakit Jakarta (RSJ) dengan menggunakan taksi.
Setelah satu setengah jam berada di UGD, Ibu Ai Lien menjalani CT-Scan. Pada saat CT-Scan, Ibu Ai Lien muntah-muntah karena pendarahan yang semakin banyak dari 35 cc menjadi 90 cc.
Melihat kondisi seperti itu beliau dipindahkan ke IGD Rumah Sakit MRCCC Siloam pada pulul 23:00 WIB karena dokter ahli bedah otak yang berpengalaman berpraktek di rumah sakit yang resmi beroperasi pada 2011 silam tersebut.
Keesokan harinya, Rabu (4/1), pkl। 01:00-05:00 WIB, Ibu Ai Lien menjalani operasi besar karena pendarahan sudah mencapai 90 cc dan otak sudah bergeser lebih dari 3 mm। Setelah operasi, beliau istirahat di ICU selama 2 hari. Kemudian, beliau dipindahkan ke kamar perawatan. Namun, baru 1 hari berada di ruang tersebut, Ibu Ai Lien dipindahkan lagi ke ICU selama 2 hari karena demam dan tekanan darah tingginya kembali naik. Dokter khawatir jika terjadi infeksi bakteri di kepalanya pada saat itu.
सुम्बेर
Marketing & Public Relations
Universitas Katolik Indonesia ATMA JAYA
Jl. Jenderal Sudirman No. 51, Jakarta 12930, Indonesia
Tel : (62-21) 570 3306 ext. 359
Fax : (62-21) 570 8811
Website : www.atmajaya.ac.id
Email : pr@atmajaya.ac.id