Powered By Blogger

SELAMAT DATANG di Blog Putera Pulau Beringin

Semoga Bermanfaat..!

Senin, Januari 04, 2010

TOPOLOGI JARINGAN

Topologi Jaringan adalah gambaran secara fisik dari pola hubungan antara komponen-komponen jaringan, yang meliputi server, workstation, hub dan pengkabelannnya.

1. Topologi bus

Pada topologi linear bus semua PC (terminal) dihubungkan pada jalur data (bus) yang berbentuk garis lurus (linear). Sehingga, data yang dikirim akan melalui semua terminal pada jalur tersebut. Jika alamat data tersebut sesuai dengan alamat yang dilalui, maka data tersebut akan diterima dan diproses. Namun, jika alamat tidak sesuai, maka data akan diabaikan oleh terminal yang dilalui dan pencarian alamat akan diteruskan hingga ditemukan alamat yang sesuai.

Keunggulan:

•Pengembangan jaringan atau penambahan workstation baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu workstation lain.
•mudah dikembangkan
•tidak membutuhkan kendali pusat
•layout kabel sederhana
•penambahan dan pengurangan terminal dapat dilakukan tanpa mengganggu operasi yang berjalan.

Kelemahan:

•Bila terdapat gangguan di sepanjang kabel pusat maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan.
•deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil
•kepadatan lalu lintas tinggi
•keamanan data kurang terjamin
•kecepatan akan menurun bila jumlah user (pemakai) bertambah
•diperlukan repeater untuk jarak jauh

2. Topologi Cincin (ring)

Topologi cincin adalah topologi jaringan berbentuk rangkaian titik yang masing-masing terhubung ke dua titik lainnya, sedemikian sehingga membentuk jalur melingkar membentuk cincin. Pada topologi cincin, komunikasi data dapat terganggu jika satu titik mengalami gangguan. Jaringan FDDI mengantisipasi kelemahan ini dengan mengirim data searah jarum jam dan berlawanan dengan arah jarum jam secara bersamaan.
Pada topologi ring semua PC (terminal) dihubungkan pada jalur data (bus) yang membentuk lingkaran. Sehingga, setiap terminal dalam jaringan saling tergantung. Akibatnya, apabila terjadi kerusakan pada satu terminal, maka seluruh jaringan akan terganggu.

Keunggulan:
•hemat kabel
•tidak perlu penanganan bundel kabel khusus
•dapat melayani lalu lintas data yang padat

Kelemahan:
•peka kesalahan
•pengembangan jaringan lebih kaku
•lambat
•kerusakan pada media pengirim/ terminal dapat melumpuhkan kerja seluruh jaringan

3. Topologi Bintang (Star)

Topologi bintang merupakan bentuk topologi jaringan yang berupa konvergensi dari node tengah ke setiap node atau pengguna. Topologi jaringan bintang termasuk topologi jaringan dengan biaya menengah.
Pada topologi star semua PC (terminal) dihubungkan pada terminal pusat (server) yang menyediakan jalur komunikasi khusus untuk terminal yang akan berkomunikasi. Sehingga, setiap pengiriman data yang terjadi akan melalui terminal pusat.

Keunggulan:

•Kerusakan pada satu saluran hanya akan mempengaruhi jaringan pada saluran tersebut dan station yang terpaut.
•Tingkat keamanan termasuk tinggi.
•Tahan terhadap lalu lintas jaringan yang sibuk.
•Penambahan dan pengurangan station dapat dilakukan dengan mudah.
•paling fleksibel karena pemasangan kabel mudah
•penambahan atau pengurangan terminal sangat mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan yang lain
•kontrol terpusat sehingga memudahkan dalam deteksi dan isolasi kesalahan serta memudahkan pengelolaan jaringan

Kelemahan:
•Jika node tengah mengalami kerusakan, maka seluruh jaringan akan terhenti.
•boros kabel
•kontrol terpusat (HUB) jadi elemen kritis
•perlu penanganan khusus bundel kabel

4. Topologi Jala (Mesh)

Topologi jala atau mesh adalah sejenis topologi jaringan yang menerapkan hubungan antarsentral secara penuh. Jumlah saluran harus disediakan untuk membentuk jaringan ini adalah jumlah sentral dikurangi 1 (n-1, n = jumlah sentral). Tingkat kerumitan jaringan sebanding dengan meningkatnya jumlah sentral yang terpasang. Topologi ini selain kurang ekonomis juga relatif mahal dalam pengoperasiannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_jaringan

2. http://www.digituck.com/pengertian-jaringan-komputer.html


3. http://id.shvoong.com/exact-sciences/1731620-apa-itu-topologi-jaringan/

4. http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com/_
(ditelusur Tgl. 22 Desember 2009)

Minggu, Januari 03, 2010

Konferensi Video

Konferensi video (Inggris: videoconference) adalah seperangkat teknologi telekomunikasi interaktif yang memungkinkankan dua pihak atau lebih di lokasi berbeda dapat berinteraksi melalui pengiriman dua arah audio dan video secara bersamaan.

Sejarah

Perkembangan teknologi komunikasi membawa perubahan pada proses penyampaian informasi. Bentuk informasi yang disampaikan tidak hanya audio, tetapi juga visual. Konferensi video menggunakan telekomunikasi audio dan video untuk membawa orang-orang di berbagai tempat mengadakan rapat bersama. Konsep konferensi video sama seperti percakapan antara dua orang (point-to-point) atau melibatkan beberapa tempat (multi-point) dengan lebih dari satu orang di ruangan besar pada tempat berbeda. Selain pengiriman audio dan visual kegiatan pertemuan, konferensi video dapat digunakan untuk berbagi dokumen, informasi yang diperlihatkan komputer, dan papan tulis.

Konferensi video analog sederhana dapat ditetapkan sebagai awal penemuan televisi. Sistem konferensi video biasanya terdiri dari dua sistem sirkuit televisi tertutup yang terhubung melalui kabel. Sejak awal penerbangan pertama ke luar angkasa, NASA menggunakan dua frekuensi radio (UHF atau VHF). Saluran televisi secara rutin menggunakan konferensi video semacam ini misalnya ketika melaporkan dari lokasi jauh. Kemudian hubungan aktif ke satelit menggunakan truk dengan peralatan khusus menjadi agak lazim.

Teknik ini sangat mahal dan tidak bisa digunakan untuk aplikasi seperti telemedicine, pendidikan jarak jauh, dan pertemuan bisnis. Usaha menggunakan jaringan telepon normal untuk mengirim video scan lambat, seperti sistem pertama yang dikembangkan oleh AT&T, sebagian besar gagal karena kualitas gambar yang kurang baik dan ketiadaan teknik kompresi video yang efisien. Pada 1970-an, semakin besar 1 MHz bandwidth dan 6 Mbit/s angka bit dari Picturephone tetapi tidak juga menyebabkan layanan menjadi makmur.

Pada 1980-an, jaringan pengiriman telepon digital menjadi mungkin, seperti Integrated Services Digital Networks atau ISDN, meyakinkan angkat bit minimum (biasanya 128 Kbps) untuk pengiriman kompresi audio dan video. Sistem terdedikasi pertama mulai muncul di pasar sebagai perluasan jaringan ISDN di seluruh dunia. Pada 1990-an, sistem telekonferensi video berkembang dengan cepat dari peralatan pribadi sangat mahal, perangkat lunak dan persyaratan jaringan untuk teknologi berbasis standar yang tersedia untuk masyarakat umum dengan biaya yang wajar.
Akhirnya, pada 1990-an, Internet Protocol atau IP berbasis konferensi video menjadi mungkin dan teknologi kompresi video lebih efisien telah dikembangkan sehingga memungkinkan desktop atau komputer pribadi berbasis konferensi video. Pada 1992, CU-SeeMe dikembangkan di Cornell oleh Tim Dorcey et al., IVS dirancang di INRIA, telekonferensi video tiba ke masyarakat dan layanan gratis, web plugin dan perangkat lunak, seperti NetMeeting, MSN Messenger, Yahoo Messenger, SightSpeed, Skype dan lain-lain membawa kemurahan, meskipun kualitas rendah.

Teknologi

Teknologi inti yang digunakan dalam konferensi video adalah sistem kompresi digital audio dan video stream secara nyata. Perangkat keras atau perangkat lunak yang melakukan kompresi disebut codec. Angka kompresi dapat dicapai hingga 1:500. Digital yang dihasilkan aliran 1s dan 0s dibagi menjadi paket label, yang kemudian dikirimkan melalui jaringan digital (biasanya ISDN atau IP). Penggunaan modem audio dalam saluran pengiriman memungkinkan penggunaan Plain Old Telephone System atau POTS, dalam beberapa aplikasi kecepatan rendah, seperti videotelephony, karena POTS mengubah getaran digital ke atau dari gelombang analog dalam rentang spektrum audio.
Komponen lain yang dibutuhkan untuk sistem konferensi video meliputi:
Video input: kamera video atau webcam
Video output: monitor komputer, televisi atau proyektor
Audio input: mikrofon
Audio output: biasanya pengeras suara yang berkaitan dengan perangkat layar atau telepon

Data transfer: jaringan telepon analog atau digital, LAN atau Internet
Pada dasarnya ada dua jenis sistem konferensi video:
1. Sistem terdedikasi mempunyai semua komponen yang dibutuhkan dikemas ke dalam satu peralatan, biasanya sebuah konsol dengan kamera video pengendali jarak jauh kualitas tinggi. Kamera ini dapat dikontrol dari jarak jauh untuk memutar ke kiri dan kanan, atas dan bawah serta memperbesar, yang kemudian dikenal sebagai kamera PTZ. Konsol berisi semua hubungan listrik, kontrol komputer, dan perangkat lunak atau perangkat keras berbasis codec. Mikrofon omnidirectional terhubung ke konsol seperti monitor televisi dengan pengeras suara dan/atau proyektor video. Ada beberapa jenis perangkat yang didedikasikan untuk konferensi video:
1. Konferensi video kelompok besar: non-portabel, besar, perangkat yang digunakan lebih mahal untuk ruangan besar dan auditorium.
2. Konferensi video kelompok kecil: non-portabel atau portabel, lebih kecil, perangkat lebih murah yang digunakan untuk ruang rapat kecil.
3. Konferensi video individual: biasanya perangkat portabel, dimaksudkan untuk satu pengguna, mempunyai kamera tetap, mikrofon, dan pengeras suara terintegrasi ke dalam konsol.
2. Sistem desktop biasanya menambahkan papan perangkat keras ke komputer pribadi normal dan mentransformasikannya menjadi perangkat konferensi video. Berbagai kamera dan mikrofon berbeda dapat digunakan dengan papan, yang berisi codec yang diperlukan dan pengiriman tatap muka. Sebagian besar sistem desktop bekerja dengan standar H.323. Konferensi video dilakukan melalui komputer yang tersebar, yang juga dikenal sebagai e-meeting

Acoustic echo cancellation

Fitur mendasar dari sistem konferensi video profesional adalah Acoustic Echo Cancellation atau AEC. Echo dapat didefinisikan sebagai sumber gelombang interferensi yang direfleksikan dengan gelombang baru yang diciptakan oleh sumber. AEC adalah suatu algoritma yang mampu mendeteksi ketika suara atau ucapan masuk kembali ke audio input dari codec konferensi video, yang berasal dari keluaran audio dari sistem yang sama setelah beberapa waktu. Apabila tidak diperiksa, dapat menyebabkan beberapa masalah seperti:
1. Mendengar kembali suara sendiri (biasanya tertunda secara signifikan).
2. Kuat gema, membuat saluran suara menjadi tidak berguna karena sulit untuk memahami.
3. Melolong dibuat oleh umpan balik (feedback).
Echo cancellation adalah tugas prosesor intensif yang biasanya bekerja atas kisaran sempit suara penundaan.

Multipoint videoconference

Konferensi video bersama antara tiga tempat jauh atau lebih dimungkinkan melalui Multipoint Control Unit atau MCU. MCU merupakan jembatan yang menghubungkan panggilan dari beberapa sumber dalam cara yang mirip dengan panggilan audio konferensi. Semua pihak memanggil unit MCU, atau unit MCU juga dapat menghubungi pihak-pihak yang akan berpartisipasi, secara berurutan.
Ada jembatan MCU untuk IP dan ISDN berbasis konferensi video. Ada MCU yang murni perangkat lunak, dan yang lain merupakan kombinasi dari perangkat keras dan perangkat lunak. Sebuah MCU dikarakterisasi berdasarkan jumlah panggilan simultan yang dapat ditangani, kemampuan MCU untuk melakukan perubahan protokol dan tarif data serta fitur-fitur lain. MCU dapat berdiri sendiri sebagai perangkat keras atau dapat dimasukkan ke dalam unit konferensi video terdedikasi.
Beberapa sistem mampu melakukan konferensi multipoin tanpa MCU. Hal ini menggunakan teknik standar H.323 yang dikenal sebagai decentralized multipoint, dimana setiap stasiun dalam panggilan multipoin bertukar video dan audio secara langsung dengan stasiun lain tanpa pusat pengaturan. Keuntungan dari teknik tanpa MCU adalah video dan audio secara umum memiliki kualitas yang lebih tinggi karena tidak harus disampaikan melalui titik pusat. Selain itu, pengguna dapat membuat panggilan multipoin ad-hoc tanpa memerdulikan ketersediaan atau kontrol dari MCU.



Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan konferensi video antara lain:
Meningkatkan produktivitas karena kemampuan VTC untuk berbagi dokumen, ide atau gambar dengan mudah.
Menghemat biaya.
Menghemat waktu.
Kelemahan konferensi video antara lain:
Harga masih terbilang mahal untuk dimiliki sehingga hanya perusahaan atau organisasi tertentu yang mempunyai cukup dana dan sangat membutuhkan yang memiliki konferensi video.
Alat-alat untuk konferensi video sulit didapat dan proses penginstalan harus ekstra hati-hati agar tidak salah.

Masalah

Ada dua masalah yang menonjol mencegah konferensi video menjadi bentuk komunikasi standar meskipun dimana-mana sistem mempunyai kemampuan konferensi video.
1. Kontak mata: Telah diketahui bahwa kontak mata memainkan peran besar dalam percakapan, merasa perhatian dan niat serta aspek lain dari komunikasi kelompok. Sementara percakapan telepon biasa tidak memberikan isyarat kontak mata, konferensi video dapat dikatakan lebuh buruk dimana memberi kesan yang salah bahwa berbicara jarak jauh adalah menghindari kontak mata.
2. Penampilan kesadaran: Masalah kedua dengan konferensi video adalah saat sedang di depan kamera, dengan aliran video secara mungkin dapat direkam. Beban presentasi yang dapat diterima pada penampilan layar tidak hadir dalam komunikasi audio saja. Penambahan video sebenarnya mengganggu komu

http://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_videonikasi, mungkin karena kesadaran saat di depan kamera.

SMART Board (Papan tulis pintar )

Beberapa tahun ini ada upaya untuk memperbarui proses belajar-mengajar dengan menyediakan papan tulis pintar yang terintegrasi dengan kemajuan teknologi komunikasi informasi. Di pasaran, misalnya, tersedia papan tulis elektronik disebut PictureTel Electronic Whiteboard atau dikenal dengan eBeam yang terhubung dengan jaringan internet untuk berkomunikasi jarak jauh atau menyimpan berbagai catatan yang disampaikan dalam proses belajar-mengajar (Kompas 6/10/2000).

Dalam perkembangannya, perangkat eBeam generasi pertama tidak begitu banyak dikenal karena harganya yang terlalu mahal dan penggunaannya yang tidak bersahabat sehingga menjadi penghambat. Sebuah perusahaan Indonesia, Sahitel, belum lama ini memperkenalkan papan tulis pintar yang disebut Sahiboard yang mengintegrasikan proyektor digital dan komputer untuk memperluas aktivitas belajar-mengajar.
Papan tulis elektronik Sahiboard sebenarnya merupakan produk Original Equipment Manufacturing buatan China. Produk sejenis dibuat Julong Educational Technology Co Ltd yang menyebut produknya sebagai IP Board Interactive Whiteboard.
Sahiboard memiliki beberapa ukuran, mulai dari 73 inci (diagonal 185,4,5 cm), 77 inci (195,5 cm), 85 inci (215,9 cm), serta 100 inci (254 cm). Sahiboard bisa berfungsi sebagai papan whiteboard dan ketika terhubung dengan komputer dan proyektor digital menjadi whiteboard interaktif yang mengendalikan jalannya komputer.

Menggunakan teknologi yang disebut electromagnetic sensing, Sahiboard bisa langsung mengendalikan aplikasi komputer langsung di atasnya, atau digunakan untuk menulis atau menggambar di atas permukaannya, serta mampu memberikan catatan di atas aplikasi komputer yang sedang digunakan. Catatan ini kemudian bisa disimpan, dicetak, serta didistribusikan pada saat proses belajar-mengajar selesai.
Ada dua cara menghubungkan Sahiboard ini dengan komputer, menggunakan kabel USB ke serial atau koneksi serial nirkabel. Koneksi nirkabel bereaksi lebih lambat dibandingkan menggunakan kabel USB, tapi memberikan keuntungan tak ada kabel yang melintang dan bisa mengganggu guru atau pelatih yang sedang memberikan pelajaran.
Sensor elektromagnetis berfungsi bersamaan dengan penggunaan alat bantu tulis (mirip seperti stylus pada perangkat PDA) yang digerakkan oleh baterai dan perlu dikalibrasi untuk menyesuaikan dengan tayangan layar komputer yang diproyeksikan. Papan cerdas Sahiboard diharapkan bisa meningkatkan interaktivitas, efisiensi, serta menghemat waktu, baik dalam proses belajar-mengajar atau dalam sebuah pertemuan rapat perusahaan.
Banyak fungsi

Cara penggunaan Sahiboard mudah serta memiliki beberapa kemampuan dan fungsi, seperti fungsi mouse, kemampuan untuk menulis dalam format pen, kemampuan untuk menggambar di atas papan membentuk lingkaran, segitiga, dan lainnya, fungsi pembesaran, berkomunikasi jarak jauh menggunakan jaringan internet, serta fungsi-fungsi lainnya.

Masalahnya, komunikasi untuk menjadikan Sahiboard sebagai medium pengantar konferensi video jarak jauh menggunakan aplikasi Netmeeting yang tersedia pada sistem operasi Windows. Aplikasi ini membutuhkan bandwith yang besar agar para peserta konferensi video jarak jauh bisa nyaman mengikuti presentasi.
Persoalan lain yang juga mengganggu dalam penggunaan Sahiboard adalah pola penyimpanan serta pencetakan catatan- catatan yang dibuat di atas aplikasi yang sedang digunakan, dilakukan menggunakan format PNG, JPG, BMP, atau HTML. Sering kali, ketika dicoba Kompas, hasil tulisan di atas tayangan aplikasi PowerPoint yang tersimpan dalam format BMP mengurangi ketajaman menyebabkan tulisan menjadi sulit dibaca.

Terlepas persoalan ini, papan tulis cerdas Sahiboard merupakan bagian dari perkembangan pesat interactive electronic whiteboard yang memberikan peluang untuk mendorong terjadi interaksi dan kolaborasi dalam proses belajar-mengajar. Kombinasi tayangan yang besar serta kualitas interaktif yang membaik serta konvergensi teknologi yang luas menjadikan Sahiboard sebagai perangkat belajar-mengajar yang berharga. (rlp)

SMART BOARD , yaitu papan tulis interaktif yang membuat belajar di kelas lebih lancar dan menyenangkan. SMART Board memberikan tampilan komputer lewat proyektor. Jika papan biasa tak terpengaruh bila layar disentuh atau dicoret-coret, SMART white board menerima itu semua sebagai input.

Komponen utamanya ada tiga , yaitu komputer, proyektor dan papan tulis, setiap komponen terhubung dengan USB, serial data , ataupun wireles. Mekanisme kerjnya cukup simpel, jika tombol start disentuh , SMART Board langsung meng-convertnya sebagai input pada komputer. Teknologi ini disebut DviT ( digital vision touch ), teknologi ini membuat tangan layaknya mouse. Jadi bis langsung mendobel click, pointing, dan men-drag objek langsung di layar, jadi tak perlu lagi asisten dalam sebuah presentasi.

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://amirwahab.files.wordpress.com/

Pengembangan Perpustakaan Bebasis Teknologi Informasi (TI)

Perpustakaan adalah sebuah gedung, ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasa disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo-Basuki, 1991:3).

Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara professional dengan system yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian informasi, dan rekreasi para pemustaka (UU No. 43, 2007: Bab I).

Perkembangan perpustakaan berjalan dengan perkembangan peradaban dan budaya umat manusia. Perpustakaan merupakan mata rantai sejarah umat manusia yang dapat ditulis atau dibukukan, direkam, dan diabadikan atau disimpan di perpustakaan. Perpustakaan merupakan sumber ilmu pengetahuan, sumber inspirasi, sumber inovasi, dan sumber referensi (Sutarno, 2004: ? ).

Perpustakaan dalam segala bentuk dan jenisnya merupakan institusi yang bersifat ilmiah, informatif dan edukatif. Sehingga semua kegiatannya mengandung nilai dan unsure pembelajaran, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang berorientasi pada pencerahan dan menambah wawasan bagi penggunanya (Suwarno, 2007: 36).
Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Teknologi informasi adalah teknologi komputer yang digunakan untuk memproses, menyimpan informasi dan mengirimkan informasi.

Penerapan teknologi informasi (TI) di perpustakaan merupakan wujud dari suatu perubahan layanan, yang mendorong melakukan modernisasi pelayanan dan penerapan TI dalam aktivitas kesehariannya. Penerapan TI sudah menjadi ukuran untuk mengetahui tingkat kemajuan dari perpustakaan, bukan lagi pada besarnya gedung yang dipakai, banyaknya rak buku, atau berjubelnya pengguna. Tetapi dilihat dari semakin canggih dan otomastis kinerja perpustakaan. Sebab dengan TI akan lebih banyak yang dikerjakan dan dilayani.

Pengembangan TI diperpustakaan difungsikan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, dan mengelola data, serta menyediakannya menjadi informasi yang berguna bagi masyarakat dalam kemasan digital yang fleksibel dan mudah dimanfaatkan. Layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka.

Setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (UU No. 43, 2007: Bab V). Untuk mendukung terwujudnya layanan prima, ada beberapa langkah yang harus dilakukan perpustakaan, yaitu: modernisasi fasilitas perpustakaan; pembangunan koleksi yang kuat sesuai tuntutan kurikulum dan pemakai; penataan system layanan yang cepat, mudah dan aman; serta penataan kondisi fisik perpustakaan ( Media Pustakawan Vol. 14, 2007: 30).
Manfaat penggunaan teknologi informasi dalam perpustakaan yaitu: meningkatkan kualitas layanan, memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan dan pengembangan otomasi perpustakaan (Supriyanto dan Muhsin, 2008: 24).
Otomasi perpustakaan (library outomation) adalah seperangkat aplikasi komputer untuk kegiatan di perpustakaan yang terutama bercirikan penggunaan pangkalan data ukuran besar, dengan kandungan cantuman tekstual yang dominan, dengan fasilitas utama dalam menyimpan, menemukan, dan menyajikan informasi (Pendit, 2008: 222).
Kemajuan Ti akan memberikan manfaat bagi otomasi perpustakaan, yaitu: mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan; memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna; meningkatkan citra perpustakaan dan mengembangkan infrastruktur (Supriyanto dan Muhsin, 2008: 37).

Berkat teknologi perkembangan teknologi informasi kini telah berkembang perpustakaan digital (digital library), perpustakaan maya, layanan terpasang (online), dan akses informasi melalui internet, yang memungkinkan orang memperoleh banyak kemudahan. Sementara teknologi telekomunikasi akan dapat mengatasi jarak dan waktu baik dalam berkomunikasi, mengakses maupun memperoleh informasi secara lebih cepat dan tepat. Aplikasi teknologi informasi untuk perpustakaan harus sesuai dengan kebutuhan, dikelola oleh tenaga profesional dan dimanfaatkan secara optimal (Sutarno, 2006: 277-278).
Perpustakaan mengembangkan konsep berbagi informasi dengan tujuan untuk memaksimalkan fungsi-fungsi layanan perpustakaan, antara lain menambah sumber informasi yang tersedia; menambah aksesbilitas sumber informasi; mengurangi biaya operasional dan meningkatkan penyerapan sumber informasi (Yusuf, 2009: 396).

MINAT BACA

Minat adalah suatu keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat baca berarti suatu keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap bahan bacaan. Bahan bacaan atau koleksi perpustakaan yang diminati oleh seseorang atau sekelompok orang dalam masyarakat adalah yang mengandung manfaat, nilai, yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pembaca yang bersangkutan (Sutarno,2004:85)

Perpustakaan wajib mendukung dalam memasyarakatkan gerakan nasional gemar membaca melalui penyediaan karya tulis, karya cetak, dan karya rekam (UU RI. No. 43, 2007)
Minat baca dalam masyarakat kita mulai merangkak meskipun belum mencapai tahapan yang signifikan. Minat itu perlu ditumbuhkembangkan terus menerus untuk mencapai masyarakat yang cerdas secara religi, intelektual, sosial, dan ekonomi. Sebab membaca merupakan pintu gerbang informasi, ilmu pengetahuan dan pendukung kecerdasan bangsa. Dengan membaca sejumlah literature, siskusi, dan mengikuti pertemuan ilmiah, seseorang mampu mengasah otak, memperoleh wawasan, dan meningkatkan ilmu pengetahuan. (Lasa HS. 2009)

Perpustakaan memberikan jasa layanan pemanfaatan segala koleksi yang dimiliki kepada segenap anggota masyarakat yang membutuhkannya. Jenis-jenis koleksi yang dimaksud dapat dikelompokkan kedalam dua kategori utama yang meliputi bahan berupa buku dan bahan bukan buku (Yusup, 2009: 401)

Di negara berkembang, masayarakat masih bergulat dengan kesulitan ekonomi sehingga kebutuhan yang mendesak ialah pangan, pakaian, dan papan. Dengan demikian, kebutuhan cultural dirasakan sebagai kebutuhan yang kurang mendesak sehingga membaca masih dirasakan sebagai membuang waktu belaka (Suwarno, 2007: 31).

DAFTAR PUSTAKA

1. Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Terpadu. Jakarta: Semitra Media Utama, 2004.
2. Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Perpustakaan Nasional RI, 2007.
3. Lasa HS. Peran Perpustakaan dan Penulis Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat. Jakarta Perpustakaan Nasional RI. Visipustaka:Majalah Perpustakaan: Vol. 11 No.2, Agustus 2009:6
4. Yusuf, Pawit M. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakawanan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
5. Suwarno, Wiji. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan: Sebuah Pendekatan Terpadu. Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2007.

Assalamu'alaikum. Wr.Wb.

Waktu akan dipertanggungjawabkan

Frofilku

Foto saya
Palembang, Indonesia
MOTTO: "Hidup Adalah Perjuangan"

Total Tayangan Halaman

Entri Populer